Rabu, 16 Juli 2025

Pentingnya Kesehatan Mental bagi Remaja dan Cara Menghadapinya

 https://ayosehat.kemkes.go.id/pentingnya-kesehatan-mental-bagi-remaja

Masa remaja itu penting banget. Di sinilah cikal bakal generasi penerus yang kuat

dan produktif terbentuk. Tapi, buat jadi generasi hebat, sehat fisik aja enggak cukup.

Kesehatan mental remaja juga memegang peran krusial dalam menentukan kualitas hidup

mereka. Sayangnya, masalah kesehatan mental di kalangan remaja kita lagi naik daun.

Bayangin, survei I-NAMHS 2022 nunjukkin 15,5 juta remaja (sekitar 34,9%)

punya masalah mental. Angka dari WHO juga mengerikan: 1 dari 7 remaja

usia 10-19 tahunmengalami gangguan mental. Ini lampu kuning buat kita semua!

Kesadaran tentang pentingnya mental sehat remaja ini jangan cuma jadi urusan orang tua

dan keluarga. Kita semua – masyarakat, pemerintah, sekolah, pokoknya semua pihak – harus

ikut turun tangan dukung kesejahteraan mental mereka.


Kenapa Kesehatan Mental Penting Banget buat Remaja?

Kesehatan mental yang baik itu ibarat vitamin super buat tumbuh kembang remaja.

Mereka jadi bisa optimal secara emosi, fisik, dan sosial. Ini dia alasannya:

  • Gampang Nyambung Sama Orang: Remaja dengan mental sehat lebih mudah membangun hubungan yang kuat sama keluarga, teman, dan merasa jadi bagian dari komunitas.
  • Jago Beradaptasi: Mereka lebih fleksibel menghadapi perubahan dan tantangan hidup, jatuh ya bangkit lagi, kecewa ya belajar dari itu.
  • Pede Maksimal: Hidup lebih dinikmati, mereka bahagia dengan diri sendiri, punya pikiran positif, dan merasa pencapaian kecil pun berarti.
  • Badan Ikutan Sehat: Mental sehat bikin mereka lebih aktif, istirahat cukup, dan bisa fokus belajar. Otomatis, prestasi di sekolah pun ngikut!

Ini Tanda-tanda Remaja Lagi Punya Masalah Mental

Seringkali, gejala gangguan mental pada remaja suka dianggep "biasalah, lagi puber."

Padahal, kalau dibiarin, bisa makin parah dan bahkan berujung ke

menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

Orang tua dan orang terdekat wajib banget waspada kalau melihat tanda-tanda ini:

  1. Emosi Susah Dikontrol: Gampang banget marah meledak-ledak atau sedih berlebihan tanpa sebab jelas. Sensitif banget pokoknya.
  1. Perilaku Berubah Drastis: Tiba-tiba jadi gampang tersinggung, ngamuk, atau memberontak. Bisa juga jadi ogah melakukan hal yang dulunya disukai, kayak sekolah atau main sama teman.
  1. Mulai Menarik Diri: Jadi sering cemas kalau di keramaian, takut ditolak, akhirnya milih menyendiri dan menghindar.
  1. Ngerasa Nggak Berharga: Merasa dirinya nggak ada gunanya dan nyalahin diri sendiri. Kadang, buat nutupin rasa nggak pede ini, mereka malah lari ke hal buruk kayak rokok, alkohol, atau narkoba.
  1. Prestasi Anjlok: Nggak minat lagi sama sekolah atau aktivitas lain, akibatnya kemampuan

          belajar menurun, susah mikir, mengingat, dan mecahin masalah. Nilai pun jeblok.

  1. Gangguan Makan dan Tidur: Pola tidur berubah (susah tidur atau kebanyakan tidur), nafsu makan hilang atau malah jadi stress eating yang bikin gemuk.
  1. Keluhan Fisik Tanpa Sebab Jelas: Sering sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, sakit punggung, badan lesu dan nggak bertenaga.

Cara Remaja Menghadapi Stres (Yang Sehat!)

Setiap orang punya cara sendiri buat ngadepin stres atau emosi negatif, namanya

mekanisme koping. Ini penting buat jaga emosi tetap stabil dan bikin remaja bisa beradaptasi.

Ada mekanisme koping yang nggak sehat, kayak stress eating,merokok, minum alkohol/narkoba,

atau belanja impulsif. Nah, ini cara koping yang efektif dan sehat:

  1. Kenali Akar Masalah: Pahami dulu apa yang bikin stres atau emosi negatif muncul. Kalau tahu penyebabnya, jadi bisa ambil tindakan tepat, misalnya cari bantuan, jauhi orang yang bikin toxic, atau tetapkan batasan diri.
  1. Olahraga Rutin: Bersepeda, jogging, berenang, yoga, aktivitas fisik bikin badan rileks dan pikiran lebih nyaman.
  1. Tekuni Hobi: Melukis, menari, main musik – hobi bisa jadi wadah ekspresi diri dan perasaan.
  2. Nulis Jurnal (Journaling): Catat semua pikiran dan perasaanmu, termasuk hal-hal yangperlu kamu lakukan. Ini bantu biar lebih fokus.
  1. Perawatan Diri (Self-Care): Istirahat cukup, relaksasi (kayak yoga atau meditasi),
  2. bisa bantu bangun pikiran positif, rasa percaya diri, bahkan memaafkan hal yang menyakitimu.
  3. Lakukan Hal yang Kamu Suka: Main sama peliharaan, traveling, masak makanan favorit, berkebun. Ini bisa mengalihkan pikiran dari hal negatif dan bikin kamu lebih mencintai diri sendiri.

Kalau ada masalah, jangan cuma cari info sendiri di internet terus self-diagnosis!Ini bahaya banget karena bisa salah dan penanganannya jadi keliru. Kondisi mentalmu malah bisa makin parah. Lebih baik, cari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater, biar diagnosisnya tepat dan penanganannya pun sesuai.

Pentingnya Punya Teman Curhat

Selain profesional, ceritain masalahmu ke orang yang kamu percaya.

Orang tua, saudara, atau sahabat. Punya teman bicara yang baik itu kayak

separuh bebanmu terangkat. Mereka bisa dengerin keluh kesah, nemenin,

dukung di masa sulit, dan bahkan kasih pandangan baru tentang masalahmu.

Ini juga penting buat menjauhkan remaja dari risiko depresi dan pikiran negatif

yang bisa berujung pada menyakiti diri atau bunuh diri.

Jangan Diam Kalau Kena Bullying!

Remaja itu rentan banget jadi korban bullying (perundungan). Bentuknya macem-macem: fisik (dipukul, didorong), verbal (dihina, diejek),

atau bahkan dalam hubungan (diasingkan, diancam). Bullying ini dampaknya buruk banget ke mental korban; jadi cemas, takut terus, gampang marah, dan depresi.

Kalau kamu atau kenalanmu mengalami perundungan, beranikan diri buat cerita ke orang dewasa yang dipercaya (orang tua, guru, psikolog). Jangan dipendam sendiri!

Yuk, Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Mental!

Orang tua punya peran utama buat jadi yang pertama sadar kalau anaknya ada masalah mental. Libatkan diri dalam hidup anak, tunjukkan kasih sayang dan perhatian. Dorong komunikasi terbuka biar anak berani cerita masalahnya. Jangan lupa, beri pujian dan apresiasi atas pencapaian mereka biar makin pede.

Selain keluarga, sekolah dan masyarakat juga harus ikut aktif. Banyak banget program dan inisiatif dari sekolah, pemerintah, bahkan organisasi global (kayak UNICEF) buat dukung kesejahteraan mental remaja.

Jangan malu atau segan bicara tentang masalah kesehatan mental, apalagi cari bantuan. Keterbukaan itu kunci biar masalah mental remaja bisa diatasi lebih cepat dan tepat. Ingat, mental sehat, hidup pun berkualitas!

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

To Be Care

latar belakang to be care  :    Di era digital saat ini, kebutuhan akan informasi yang cepat, akurat, dan mudah diakses semakin meningkat. W...