Selasa, 15 Juli 2025

Ketahui Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria dan Wanita

 https://www.alodokter.com/ketahui-penyakit-pada-sistem-reproduksi-pria-dan-wanita

Penyakit pada sistem reproduksi bisa menyerang pria maupun wanita. Penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi, peradangan,  kelainan genetik, gangguan hormon, bahkan kanker. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi ini berpeluang tinggi untuk menyebabkan masalah kesuburan.

Sistem reproduksi pria dan wanita masing-masing memiliki kekhasannya tersendiri. Meski begitu, keduanya saling berhubungan, ini memungkinkan adanya pembuahan sel telur oleh sel sperma yang nantinya akan berlanjut menjadi kehamilan. 

Sistem reproduksi juga bisa mengalami gangguan atau penyakit. Karena struktur dan fungsi yang berbeda, penyakit pada sistem reproduksi pria dan wanita pun berbeda.


A. Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita

     Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ luar dan dalam. Organ reproduksi wanita bagian dalam meliputi vagina, rahim, saluran telur (tuba falopi), dan indung telur (ovarium). Sementara organ reproduksi wanita bagian luar terdiri dari vulva, kelenjar Bartholin, dan klitoris. Beberapa penyakit sistem reproduksi wanita yang sering terjadi adalah:

      1. Endometriosis

          Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di bagian tubuh yang tidak semestinya. Jaringan ini bisa tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau bahkan di kandung kemih. Tumbuhnya jaringan di tempat yang salah dapat menyebabkan nyeri haid yang sangat terasa, perdarahan menstruasi yang banyak, nyeri saat berhubungan seks, serta kesulitan dalam hamil

       2. Radang Panggul

           Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menyebabkan infeksi dan masuk ke area panggul melalui vagina atau leher rahim. Salah satu penyebab utama radang panggul adalah penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak ditangani secara tepat, kondisi ini dapat mengakibatkan nyeri panggul yang berkepanjangan, penghalang pada saluran telur, kesuburan yang terganggu, serta kehamilan di luar rahim.

        3. PCOS

            PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah gangguan yang memengaruhi keseimbangan hormon pada wanita. Penderita kondisi ini menghasilkan lebih banyak hormon androgen, yang merupakan hormon seks. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan hamil serta siklus menstruasi yang tidak teratur atau bahkan tidak mengalami menstruasi sama sekali. 

        4. Miom

            Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di dalam rahim. Tumor ini terbentuk dari jaringan otot yang ada di rahim. Penyakit ini termasuk gangguan pada sistem reproduksi wanita dan sering terjadi pada wanita usia produktif. Gejalanya mencakup perdarahan dari vagina yang tidak terjadi selama masa menstruasi, nyeri di daerah panggul, kram atau rasa nyeri di perut, nyeri di punggung, sering merasa ingin buang air kecil, serta rasa sakit saat berhubungan seksual.

        5. Kanker

Kanker ini biasanya menyerang organ reproduksi wanita, kanker ini dikenal dengan istilah kanker ginekologi. Beberapa jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker mulut rahim, kanker ovarium, dan kanker vagina.


B. Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria

     Pria juga memiliki sistem reproduksi yang berada di luar tubuh. Organ reproduksi pria yang terletak di luar tubuh meliputi penis, skrotum (kantung zakar), dan testis. Sedangkan organ reproduksi pria yang berada di dalam tubuh adalah epididimis, saluran vas deferens, saluran kemih, vesikula seminalis (kantung air mani), kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral. Penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi pria adalah:

1.    Epididymitis

       Penyakit ini terjadi karena adanya peradangan pada epididimis, yaitu saluran yang terletak di dalam skrotum dan melekat pada testis. Saluran ini berfungsi untuk mengangkut dan menyimpan sperma yang dihasilkan oleh testis. Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar membengkak dan terasa nyeri, air mani berdarah, nyeri saat berkemih dan ejakulasi, serta mengganggu kemampuan menghasilkan sperma.

2.    Orchitis

        Penyakit ini merupakan salah satu gangguan pada sistem reproduksi pria yang sering terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Orchitis dapat menyerang satu testis atau bahkan kedua testis sekaligus. Seperti epididimitis, orchitis ini juga bisa membuat buah zakar membesar dan terasa sakit. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan ketidaksuburan.

3.    Gangguan Prostat

        Prostat adalah kelenjar yang terletak di sistem reproduksi pria dan mengelilingi saluran kemih atau uretra. Fungsi utama prostat adalah menghasilkan cairan mani yang membantu mengentalkan sperma dan melindungi sperma agar tetap sehat. Beberapa kondisi yang bisa terjadi pada prostat antara lain peradangan prostat, yang disebut prostatitis, pembesaran prostat yang disebut BPH, serta kanker prostat.

4.    Hipogonadisme

        Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan kadar testosteron yang cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan libido, masalah dalam produksi sperma, gangguan fungsi organ reproduksi, dan kesulitan menghasilkan keturunan.

5.    Masalah pada Penis

        Masalah pada penis sering kali menjadi keluhan bagi para pria. Beberapa penyakit yang dapat menyerang organ reproduksi pria antara lain disfungsi ereksi, kelainan bentuk seperti hipospadia atau penis bengkok (penyakit Peyronie), serta kanker penis.

 Selain penyakit pada sistem reproduksi yang sudah disebutkan tadi, pria dan Wanita juga bisa terjangkit penyakit menular seksual, seperti herpes genital, HIV/AIDS, sifilis, dan gonore. Penyakit ini menyebar dari satu orang ke orang lain melalui aktivitas seksual. Penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita, bisa menyebabkan kesuburan terganggu. Karena itu, penting untuk selalu menjaga kesehatan organ reproduksi dengan menjalani hubungan seks yang aman dan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendeteksi adanya penyakit. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

To Be Care

latar belakang to be care  :    Di era digital saat ini, kebutuhan akan informasi yang cepat, akurat, dan mudah diakses semakin meningkat. W...