Senin, 14 Juli 2025

Begini Cara Menerapkan Diet Hipertensi yang Tepat untuk Kelola Gejala

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mengenal-diet-hipertensi

Salah satu cara utama untuk mengendalikan tekanan darah tinggi adalah dengan memperhatikan pola makan sehari-hari. Oleh karena itu, selain menggunakan obat-obatan, dokter biasanya menyarankan penderita hipertensi untuk mengikuti pola makan khusus atau diet hipertensi. Hal ini penting karena tekanan darah tinggi yang tidak dikendalikan dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, hingga gagal jantung.

Lalu, seperti apa pola makan yang ideal bagi penderita hipertensi? Simak penjelasannya berikut ini.

Tips Diet untuk Menurunkan dan Mengontrol Tekanan Darah

Dengan gaya makan yang sehat, seperti membatasi garam, menghitung kebutuhan kalori, serta mengontrol porsi makanan, dapat membantu menstabilkan tekanan darah. Berikut adalah panduan diet yang dianjurkan bagi penderita hipertensi:

1. Pantau Asupan Makanan dan Minuman

Banyak orang sering kali tidak menyadari jumlah kalori maupun kadar garam yang dikonsumsi dalam sehari. Agar asupan tetap terkontrol, disarankan untuk mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi, lengkap dengan ukurannya.

Pencatatan ini berguna untuk mengidentifikasi makanan tinggi kalori atau tinggi sodium yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Mengatur asupan kalori juga membantu menciptakan defisit kalori yang dibutuhkan untuk menurunkan berat badan, faktor yang juga dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah.

Selain itu, penting untuk membaca label pada kemasan makanan. Pilih makanan rendah lemak jenuh dan rendah garam agar tekanan darah tidak meningkat, serta hindari makanan olahan yang tinggi natrium. 

2. Konsumsi Makanan yang Menurunkan Tekanan Darah

Dalam menjalani diet hipertensi, penting untuk memilih makanan yang mendukung penurunan tekanan darah, seperti:

A. Buah dan Sayuran

Menurut British Heart Foundation (BHF), buah bit dikenal efektif dalam membantu menurunkan tekanan darah karena kandungan nitrat alaminya yang tinggi. Namun, nitrat juga bisa ditemukan dalam makanan lain seperti bayam, seledri, kangkung, pisang, dan stroberi.

Selain itu, semua buah dan sayuran mengandung kalium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Akan lebih baik kalium yang didapatkan oleh tubuh diperoleh dari makanan, alih-alih dari suplemen. 

Sebagai catatan, terlalu banyak mengonsumsi kalium berpotensi membahayakan nyawa karena bisa mempengaruhi irama jantung. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu bila ingin mengonsumsi suplemen kalium dan hindari mengonsumsi suplemen kalium tanpa instruksi atau pengawasan ketat dari dokter.

B. Biji-bijian Utuh

Biji-bijian seperti beras merah, roti gandum utuh, dan oat kaya akan serat dan nutrisi dibanding karbohidrat olahan seperti roti putih dan pasta. Serat larut, terutama beta-glukan dalam oat, membantu menurunkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung.

C. Protein Tanpa Lemak

Protein rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, ikan, telur, dan kacang-kacangan lebih rendah kalori namun tetap mengenyangkan. Konsumsi jenis ini mendukung pengelolaan berat badan yang berperan penting dalam mengontrol tekanan darah.

D. Produk Susu Rendah Lemak

Susu dan produk olahannya seperti yoghurt dan keju rendah lemak merupakan sumber kalsium dan protein. Kalsium berperan dalam kontraksi dan relaksasi otot pembuluh darah serta mengatur sistem renin-angiotensin, yang memengaruhi tekanan darah. Pilih varian rendah lemak untuk menghindari konsumsi lemak jenuh berlebih.

3. Membatasi Makanan yang Dapat Meningkatkan Tekanan Darah

Terdapat beberapa jenis makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah sehingga perlu dibatasi (mungkin tidak perlu sepenuhnya dihindari kecuali diinstruksikan sebaliknya oleh dokter) oleh penderita hipertensi. Adapun beberapa makanan yang perlu dibatasi dalam diet hipertensi adalah sebagai berikut.

A. Makanan dengan Kadar Natrium yang Tinggi

Asupan natrium dianjurkan <2.000 mg/hari (sekitar 1 sendok teh garam). Garam tersembunyi dalam makanan seperti keripik, saus, zaitun, acar, daging olahan (ham, sosis, bacon), serta roti dan sereal. Biasakan membaca label dan pilih produk rendah garam. Utamakan memasak sendiri agar kandungan natrium lebih terkontrol.

B. Makanan Manis dan Berlemak

Meski tidak langsung mempengaruhi tekanan darah, makanan tinggi gula dan lemak mengandung kalori tinggi yang dapat memicu kenaikan berat badan. Berat badan berlebih merupakan faktor risiko utama hipertensi, sehingga konsumsi makanan jenis ini perlu dibatasi.

C. Alkohol

Alkohol dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan berat badan. Oleh karena itu, penderita hipertensi sebaiknya mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.

D. Kafein

Kafein bisa memicu peningkatan tekanan darah sementara, terutama pada individu yang sensitif atau jarang mengonsumsinya. Efek ini berasal dari penyempitan pembuluh darah dan respons tubuh terhadap hormon stres. Kafein tak hanya ada di kopi dan teh, tetapi juga dalam cokelat, minuman energi, soda, dan beberapa obat pereda nyeri.

4. Menerapkan Pola Makan DASH

Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) merupakan salah satu pola makan yang umum direkomendasikan untuk mengelola tekanan darah tinggi. Pola ini menekankan konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, ikan, unggas, kacang-kacangan, polong-polongan, serta produk susu rendah lemak.

Makanan-makanan tersebut kaya akan nutrisi penting seperti kalium, magnesium, kalsium, serat, dan protein, serta rendah garam dan gula, sehingga efektif membantu menurunkan tekanan darah. Diet ini juga menyarankan untuk menghindari konsumsi makanan penutup manis, minuman bergula, lemak jenuh, daging merah, dan daging olahan.

Informasi ini ditujukan untuk keperluan edukasi dan bukan pengganti nasihat medis. Efektivitas diet DASH dapat berbeda pada setiap individu, sehingga konsultasi dengan dokter tetap dianjurkan agar mendapat rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

To Be Care

latar belakang to be care  :    Di era digital saat ini, kebutuhan akan informasi yang cepat, akurat, dan mudah diakses semakin meningkat. W...